Asal budaya melayu riau
  
     Kata /nama melayu telah dikenal dalam rentang waktu yang cukup lama.kata /nama melayu disebut –sebut pada tahun 664/45m.yg muncul dalam catatan (bukutamu) kerajaan china.
    Melayu diartikan sebagai suku yang berasal dari indalus (Sumatra )dan sebrang Sumatra malaka kata melayu berarti melaju / deras /kencang kemudian melayu dapat diartikan sungai yang deras alirannya /pedagang yang gesit.
   Perkembangan melayu pesat sejalan perdagangan suku melayu itu sendiri.
                                                      Asal mula riaU
Seorang peneliti naskah melayu di riau mencatat paling kurang ada 3 kemungkinan asal mula riau .
1.yang pertama troponomi riau yang berasal dari penamaan orang portugis dengan rio yang berarti sungai .
2.yang kedua mungkin berasal dari tokoh simbad al-bahar dalam kitab alfu laila wailalila (seribu satumalam) yang menyebut riahi yang berarti air/laut
3.yang ketiga berasal dari penuturan masyarakat setempat .berdasarkan beberapa keterangan diatas nama riau besar kemungkinan memang bearasal dari penamaan rakyat setempat yaitu orang melayu yang hidup di daerah bintan .yang diangkat rioh/rih yang beararti ramai,hiruk-pikuk,orang bekerja
                                  
                              
                          ASAL MULA PEKANBARU
Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota Pekanbaru merupakan kota jasa.[3] Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II serta dua pelabuhan di Sungai Siak, yaitu pelabuhan Pelita Pantai dan pelabuhan Sungai Duku, merupakan pintu gerbang kota Pekanbaru.
Perkembangan perekonomian kota ini sangat dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan minyak, pabrik pulp dan kertas serta penambahan lahan perkebunan kelapa sawit beserta pabrik pengolahannya.
Kata pekan dalam bahasa Melayu dapat bermaksud pasar, sehingga pekanbaru bermakna sebuah pasar baru. Perkembangan kota ini pada awalnya tidak lepas dari pengaruh fungsi Sungai Siak sebagai sarana transportasi dalam mendistribusikan hasil bumi dari kawasan daratan tinggi Sumatera. Beberapa sejarahwan percaya Sriwijaya awalnya berpusat di sekitar Candi Muara Takus[4] dan kemungkinan kawasan yang berada pada sehiliran aliran sungai Siak telah menjadi salah satu pelabuhan dari kerajaan Sriwijaya. Sebuah ekspedisi militer Portugis pada tahun 1514 dikirim menelusuri sungai Siak dengan tujuan menemui dan memastikan lokasi dari kerajaan ini.[5]
Kota ini mulai menjadi pemukiman pada masa Kesultanan Siak Sri Inderapura. Pada tanggal 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah Dewan Menteri-nya yang terdiri dari datuk empat suku (Pesisir, Limapuluh, Tanah Datar, dan Kampar), kawasan ini dinamai dengan Pekanbaru, dan dikemudian hari diperingati sebagai hari jadi kota ini.[6][7]
Berdasarkan Besluit van Het Inlandsch Zelfbestuur van Siak No.1 tanggal 19 Oktober 1919, Pekanbaru menjadi bagian distrik dari Kesultanan Siak. Namun pada tahun 1931, Pekanbaru dimasukkan ke dalam wilayah Kampar Kiri yang dikepalai oleh seorang controleur yang berkedudukan di Pekanbaru dan berstatus landschap sampai tahun 1940. Kemudian menjadi ibukota Onderafdeling Kampar Kiri sampai tahun 1942.[8]
Setelah pendudukan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, Pekanbaru dikepalai oleh seorang gubernur militer yang disebut gokung. Kemudian, berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 1948, ditetapkan kabupaten Kampar dan kota Pekanbaru diberikan status kota kecil, dan menjadi kota praja setelah keluarnya Undang-undang nomor 1 tahun 1957. Kota Pekanbaru resmi menjadi ibu kota provinsi Riau pada tanggal 20 Januari 1959 berdasarkan Kepmendagri nomor Desember 52/I/44-25[7] sebelumnya yang menjadi ibu kota adalah Tanjung Pinang[9] (kini menjadi ibu kota provinsi Kepulauan Riau).
Pada tahun 2005 dan 2006 kota ini memperoleh piala Adipura untuk kota terbersih dengan kategori kota besar di Indonesia.

Leave a Reply